Rawan aku…
Jiwa terasa dihiris, disiat-siat hingga lumat
Di mana kebenaran dan kepastian yang kucari selama ini?
Sampai bila aku harus menanti?
Menaruh harapan yang belum pasti akan ada kesudahan

Memahami bukan seindah memiliki
Memiliki tak bermakna aku memahami
Andai masa bisa diputar semula
Tak mungkin aku merelakan apa yang terjadi kini
Namun kucuba tabahkan hati
Kerna di sebalik kekecewaan pasti terselit kemanisan

Ya Tuhan…
Seandainya telah Kau takdirkan dia milikku
Satukan hatinya dengan hatiku
Jangan Kau titipkan kegundahan di jiwa kami
Tatkala hati dicengkam rindu

Jika dia bukan untukku
Kau jauhkanlah rindu dan rasa ini
Agar tidak kami saling mengharapkan
Dan terluka andai ikatan ini bakal mengundang kekecewaan
Peliharalah hati kami dari sebarang syak dan sangka
Yang bakal menggugat keindahan cinta ini
Yang bisa merobohkan tembok kasih kami
Lalu berguguranlah satu persatu dedaunan rindu
Berderailah serpihan-serpihan gelora kasih
Retak menjadi dendam seribu


Aku cuba menjadi penunggu setia
Kerna kutahu setiap kesabaranku akan berbalas
Walau dengan titipan kekecewaan mahupun kemanisan
Rela kupujuk hati yang jauh di puncak pilu
Resah dan gelisah di lubuk hati
Bagaikan satu petanda yang kunjung mendung menikam hati ini
Berdebar rasa hatiku menanti apa sudahnya…

Kucuba terus memujuk hati
Mencari kepastian di sebalik rawan jiwa ini
Ke mana hilangnya seri kasih abadi

Pertama kali kumerasa
Hancurkanlah sengketa yang kian menjelma
Semakin kuhulur kasihku…semakin hatimu menjauh
Begitu mulanya tafsiran cintamu
Memaksaku kuberkorban segalanya
Salahkah untukku meluahkan rasa
Kasih yang selama ini setia tidak bermakna…

Nukilan Rasa : Jiwa Lara SHiM@ (Jumaat 03/07/09) 1.39pm IPGM KBM, KL